Persoalan kelangkaan pupuk subsidi menjadi keluhan petani di masyarakat gayo lues. Masyarakat petani merasa kesulitan menggarap persawahannya, perkebunan,sehingga harus menggunakan pupuk non subsidi yang harganya relatif mahal. Dia mengatakan, petani Gayo Lues mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi untuk menggarap area pertaniannya.
Menurut Rahmin ucak salah satu Aktivis muda, untuk mencegah kelangkaan pupuk subsidi, masyarakat harus bareng-bareng mengawasi produksi dan pendistribusiannya dan masyarakat berharap kepada APH juga harus turun tangan untuk mengevaluasi penjualan supaya tidak salah sasaran kami masyarakat kecil kadang – kadang selalu tidak pernah mendapatkan pupuk. Setelah hal tersebut clear, maka harga pupuk dipasaran harus diawasi dengan baik supaya tidak ada permainan.
“Hal ini untuk mencegah terjadinya permainan harga di pasaran sehingga merugikan petani,” Ungkap Rahmin aktivis muda, dikonfirmasi, Sabtu
Ketua lsm FPPL/ Aktivis muda itu menjelaskan, jika stok pupuk ada yang perlu diingat ada penggunaan pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Dengan begitu, tidak terjadi kekurangan dalam pemakaian pupuk subsidi.
“Karena kebutuhan pupuk sudah didata dalam RDKK, berdasarkan kebutuhan yang disampaikan oleh Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan),” paparnya.
Selain persoalan pupuk, masyarakat juga berharap adanya fasilitas pemerintah dalam Mengingat setiap ada desa yang memiliki pupuk dimanfaatkan dengan baik supaya bisa tepat sasaran. Ujar ketua LSM.